Minggu, 22 Desember 2013
Minggu, 26 Mei 2013
Cermin 2 sisi Pembelajaran
Dalam bahasa Indonesia, kata kolaborasi dan kooperasi cenderung diartikan dalam makna yang sama yaitu kerjasama.
Menurut John Myers (1991) kata kolaborasi berasal dari bahasa Latin
dengan memfokuskan pada proses, sedangkan kooperasi bersumber dari
Amerika yang lebih menekankan pada hasil. Sementara itu, menurut Ted
Panitz (1996), istilah kolaborasi menunjuk pada filsafat interaksi dan
gaya hidup personal, sedangkan kooperasi lebih menggambarkan sebuah
struktur interaksi yang didesain untuk memfasilitasi pencapaian suatu
hasil atau tujuan tertentu.
Kolaborasi mengasumsikan pentingnya
kerjasama (koperasi) yang dibangun berdasarkan konsensus anggotanya,
bukan kompetisi individual diantara anggota kelompok. Dalam kelompok
akan terjadi pembagian peran, tugas dan wewenang dari setiap anggota
kekompok. Masing-masing anggota kelompok berusaha saling menghargai dan
memberikan kontribusi kemampuannya terhadap kegiatan kelompok.
Ketika seorang individu (baca: guru)
menerapkan filosofi ini ke dalam kelas, keluarga atau komunitas kelompok
lainnya untuk kepentingan pembelajaran maka itulah yang disebut
pembelajaran kolaboratif. Jadi, pembelajaran kolaboratif pada dasarnya
adalah sebuah filosofi personal, dan bukan hanya sekedar teknik dalam
pembelajaran di kelas (Ted Panitz , 1996).
Wikipedia (2013) merumuskan Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning)
sebagai situasi dimana terdapat dua atau lebih orang belajar secara
bersama-sama, dengan memanfaatkan sumber daya dan keterampilan satu sama
lain (meminta informasi satu sama lain, mengevaluasi ide-ide satu sama
lain, memantau pekerjaan satu sama lain, dll.). Sementara, pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) secara
umum dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran yang didesain
untuk membantu siswa agar dapat berinteraksi dan bekerjasama secara
kolektif, melalui tugas-tugas terstruktur guna mencapai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dikembangkan ke dalam berbagai
teknik, seperti: Think Pair Share, Jigsaw, STAD, TGT dan sebagainya.
Tradisi pembelajaran kolaboratif berasal
dari Inggris, para guru Bahasa Inggris berusaha mengeksplorasi cara-cara
untuk membantu siswa agar dapat berperan lebih aktif dalam proses
pembelajarannya, khususnya dalam mengkaji suatu literatur. Guru
menganalisis percakapan setiap siswanya ketika sedang menelaah atau
merespon bagian literatur. Sementara pembelajaran kooperatif
berkembang di Amerika dengan bersumber dari pemikiran John Dewey tentang
pentingnya belajar sosial dan pemikiran Kurt Lewin tentang dinamika
kelompok. (John Myers, 1991).
Untuk melihat perbedaan dan persamaan
dari kedua konsep pembelajaran ini, Matthews, et.al. (1995)
memerincinya seperti tampak dalam tabel berikut ini :
Perbedaan
|
|
Pembelajaran Kooperatif
|
Pembelajaran Kolaboratif
|
Para siswa menerima latihan keterampilan sosial dalam kelompok kecil.
|
Ada keyakinan bahwa para siswa telah memiliki keterampilan sosial yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran
|
Aktivitas-aktivitas terstruktur yang dirancang guru dan masing-masing siswa memiliki peran khusus.
|
Siswa mengatur dan menegosiasikan usahanya sendiri.
|
Guru mengamati, mendengarkan dan melakukan intervensi dalam kelompok jika diperlukan.
|
Aktivitas
tidak dimonitor oleh guru. Ketika ada pertanyaan yang ditujukan kepada
guru, guru membimbing siswa-siswa untuk menemukan informasi yang
diperlukan.
|
Siswa menyerahkan tugas pada akhir pelajaran untuk dievaluasi.
|
Siswa menyimpan draft untuk dilengkapi pada pekerjaan selanjutnya.
|
Guru melakukan asesmen kinerja siswa secara individual maupun kelompok
|
Siswa
melakukan asesmen kinerja secara individual maupun kelompok,
berdasarkan konsensus kelompok kecil, kelas (pleno), maupun pertimbangan
masyakat keilmuan pada umumnya
|
Selain memiliki perbedaan, kedua konsep pembelajaran ini juga memiliki persamaan, yakni:
- Menekankan pentingnya pembelajaran aktif
- Peran guru sebagai fasilitator
- Pembelajaran adalah pengalaman bersama antara siswa dan guru
- Meningkatkan keterampilan kognitif tingkat tinggi
- Lebih banyak menekankan tanggungjawab siswa dalam proses belajarnya
- Melibatkan situasi yang memungkinkan siswa dapat mengemukakan idenya dalam kelompok kecil.
- Membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan sosial dan membangun tim.
Materi terkait:
Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw
Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok … Baca selengkapnya »
Pembelajaran Kooperatif Group Investigation
Group Investigation merupakan
salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)
pelajaran .… Baca selengkapnya »
Tujuh Prinsip Pembelajaran yang Baik
Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson mengetengahkan tentang 7 (tujuh) prinsip praktik pembelajaran yang baik … Baca selengkapnya »
Guru yang Efektif
Davis dan Margareth A. Thomas dalam Suyanto dan Djihad Hisyam (2000:29) mengemukakan tentang kemampuan guru yang mencerminkan guru yang efektif.… Baca selengkapnya »
Kelas 6 Juara umum lomba pengelolaan kelas tahun 2012
saat penilaian lomba pengelolaan kelas oleh Pengawas |
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,
dan mengemukakan gagasan. Belajar memang
merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun
pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah
guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting
dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan
sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga
dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah
suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya
tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu
curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif,
yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan
pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan
menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak
ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
- Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
- Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
- Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’ Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
- Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM ?
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa
ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak
orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka
normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut
merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan
kreatif.
Kegiatan pembelajaran merupakan salah
satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua
sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji
anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang,
dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya,
merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan
keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam
PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan
individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan
pembelajaran.
Semua anak dalam kelas tidak selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan
kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil
secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain.
Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam
melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan
atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan
menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk
seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran.
Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan
agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan
masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan
alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan
kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada
pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah
mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau
mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan
kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal
yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya
dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil
pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja
lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja
perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar,
peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang
kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata
dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat
dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya)
merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan
dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian
(sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering
membuat anak merasa senang dalam belajar.
Belajar dengan menggunakan lingkungan
tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke
ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan
dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan
seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila
terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada
siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan
balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.
Selain itu, cara memberikan umpan balik
pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya
diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus
konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan
catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna
bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila
menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi
jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling
berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada
aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat
berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh
karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut,
baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.
Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEMenyenangkan.’
C. Bagaimana Pelaksanaan PAKEM?
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan
berbagai kegiatan yang terjadi selama PEMBELAJARAN. Pada saat yang sama,
gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh kegiatan
pembelajaran dan kemampuan guru.
Kemampuan Guru | Pembelajaran |
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam. | Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal:Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri Gambar Studi kasus Nara sumber Lingkungan |
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan. | Siswa:Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancaraMengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri Menarik kesimpulan Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri |
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan. | Melalui:DiskusiLebih banyak pertanyaan terbuka Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri |
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa. | Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan |
Guru mengaitkan PEMBELAJARAN dengan pengalaman siswa sehari-hari. | Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari |
Menilai PEMBELAJARAN dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus. | Guru memantau kerja siswaGuru memberikan umpan balik |
Berbekal pedoman diatas maka saya coba menerapkan PAKEM dalam kelas 6 mulai Tahun 2008 dan hasilnya memang sangat luar biasa yaitu proses belajar sangatlah aktif dan menarik sehingga kemampuan akademik siswa bertambah.
dan pada tahun 2012 Kelas 6 SDN Mrawan 05 telah meraih Juara Umum lomba pengelolaan Kelas yang diadakan oleh UPT Pendidikan Kec. Mayang Kab.Jember yang dipelopori oleh Bapak Sarjono,Bapak Cung dan Bapak H. Rossi .
dan secara pasti raihan juara ini telah memberi admosfir positif di lembaga SDN Mrawan 05 dan SD lain di Kec. Mayang.
kegiatan penilaian ini di lakukan setiap tahun ajaran Baru...
Minggu, 19 Mei 2013
Berlian Dalam Lumpur
Prestasi adalah sebuah kata yang indah saat proses untuk mencapainya begitu berliku.
namun rintangan dan keterbatasan bukanlah hambatan untuk menggapainya.....Bung Hatta pernah berkata " untuk mencapai mimpi kita harus tidur, namun dalam tidur kita semua ruh di badan harus mencari jalan untuk menggapai mimpi itu "
Artinya segala sesuatunya pasti kita dapat asalakan kita mau belajar untuk menggapainya. Kebanggaan tiada tara saat anak didik kita dapat menorehkan prestasi emas di kubangan lumpur.
inilah sebagian kecil dari berlian dalam lumpur yang telah menyinari SDN Mrawan 05
1. Nining Anggraini Puspita sebagai Juara Favorit dalam lomba PILDACIL tingkat Propinsi
yang diadakan oleh AN TV
2. Regu Melati mendapatkan predikat regu tergiat dalam Kemah Akbar Kwarran Mayang
Tahun 2010 sekaligus mendapat gelar juara Umum
namun rintangan dan keterbatasan bukanlah hambatan untuk menggapainya.....Bung Hatta pernah berkata " untuk mencapai mimpi kita harus tidur, namun dalam tidur kita semua ruh di badan harus mencari jalan untuk menggapai mimpi itu "
Artinya segala sesuatunya pasti kita dapat asalakan kita mau belajar untuk menggapainya. Kebanggaan tiada tara saat anak didik kita dapat menorehkan prestasi emas di kubangan lumpur.
inilah sebagian kecil dari berlian dalam lumpur yang telah menyinari SDN Mrawan 05
1. Nining Anggraini Puspita sebagai Juara Favorit dalam lomba PILDACIL tingkat Propinsi
yang diadakan oleh AN TV
2. Regu Melati mendapatkan predikat regu tergiat dalam Kemah Akbar Kwarran Mayang
Tahun 2010 sekaligus mendapat gelar juara Umum
Sabtu, 18 Mei 2013
PENCAK SILAT ( IPSI )
Pada tahun ajaran 2009 - 2010 prestasi siswa SDN Mrawan 05 telah diukir lagi pada tingkat kecamatan sebagai juara umum pencak silat katagori beregu. Dan pada tahun ajaran 2010 - 2011 siswa SDN Mrawan 05 meraih juara 3 pencak silat katagori perorangan di tingkat kabupaten.
prestasi ini bukanlah secara tiba - tiba kita dapat namun melalui proses pelatihan yang inten di kegiatan Ekstrakulikuler Pencak Silat di Lingkungan SDN Mrawan 05 yang diasuh langsung Oleh Bapak Edy Suprayitno, dimana kegiatan tersebut dilaksanakan tiap hari minggu pagi yang diikuti oleh siswa kelas 4 s/d kelas 6.
Tujuan dari Ekskul ini agar nantinya siswa - siswi SDN Mrawan 05 menjadi manusia yang berbudi luhur dengan mengedepankan kebenaran dan kejujuran, disamping itu juga ikut melestarikan budaya bangsa Indonesia.
Motto : Takut karena salah Berani karena Benar
Prinsip : Belajar menggunakan ilmunya padi, makin berisi makin nunduk.
Rabu, 15 Mei 2013
PROFIL SDN MRAWAN 05
TAMPILAN DIBAWAH INI ADALAH BENTUK KREATIFITAS ANAK BANGSA
DIMANA IDENYA HARUS MELALUI PUASA 30 HARI HANYA MUTIH SAJA
Jumat, 10 Mei 2013
METODE PEMBELAJARAN M - THREE
Metode ini dibuat untuk meningkatkan ketertarikan siswa pada mata pelajaran yang diberikan oleh guru
konsep dari metode ini adalah PAKEM
yang berorentasi pada kegiatan siswa yang aktif dan menyenangkan
Metode M - Three adalah metode yang sangat efesien dan menarik.
penggunaan metode ini bisa dilakukan disaat siswa merasa jenuh dengan konsep pembelajaran yang kita berikan.
metode ini dapat kita terapkan baik di kelas rendah ataupun kelas tinggi
kunci utama dalam penerapan metode ini adalah komunikasi yang baik anatar guru dengan siswa dalam penyampaian pemecahan metode M - THREE.
dari hasil pembelajaran yang bersifat berfareasi terutama dalam penyajian materi tentunya dengan penggunaan metode yang tepat maka SDN Mrawan 05 di tahun ajaran 2010 - 2011 telah meraih prestasi Nilai rata - rata UN tertinggi di kecamatan Mayang Kabupaten Jember..
semoga penyajian metode ini dapat bermanfaat bagi kita semua..
agar bisa memahami penggunaan metode ini ikuti langkah - langkah yang telah disajikan dibawah ini
jika ada kesulitan bisa menghubungi
edie.edien@gmail.com atau
mrawan05.artlevel@gmail.com
LANGKAH KE ENAM
konsep dari metode ini adalah PAKEM
yang berorentasi pada kegiatan siswa yang aktif dan menyenangkan
Metode M - Three adalah metode yang sangat efesien dan menarik.
penggunaan metode ini bisa dilakukan disaat siswa merasa jenuh dengan konsep pembelajaran yang kita berikan.
metode ini dapat kita terapkan baik di kelas rendah ataupun kelas tinggi
kunci utama dalam penerapan metode ini adalah komunikasi yang baik anatar guru dengan siswa dalam penyampaian pemecahan metode M - THREE.
dari hasil pembelajaran yang bersifat berfareasi terutama dalam penyajian materi tentunya dengan penggunaan metode yang tepat maka SDN Mrawan 05 di tahun ajaran 2010 - 2011 telah meraih prestasi Nilai rata - rata UN tertinggi di kecamatan Mayang Kabupaten Jember..
semoga penyajian metode ini dapat bermanfaat bagi kita semua..
agar bisa memahami penggunaan metode ini ikuti langkah - langkah yang telah disajikan dibawah ini
jika ada kesulitan bisa menghubungi
edie.edien@gmail.com atau
mrawan05.artlevel@gmail.com
LANGKAH PERTAMA
LANGKAH KEDUA
LANGKAH KETIGA
LANGKAH KE EMPAT
LANGKAH KE LIMA
LANGKAH KE ENAM
Langganan:
Postingan (Atom)